Bima mengernyitkan dahi, matanya bergerak menatap satu per satu orang di ruangan itu. “Yang bilang mereka tinggal serumah siapa?” tanya Bima tanpa ekspresi. Semua masih diam, menunggu penjelasan dari mulutnya. "Maksudku, Tanti tinggla di apartemenmu, Rey! Tapi tidak satu kamar.” Ralatnya. Mendengar ucapan Bima semua menarik napas lega lalu kembali me-rileks-kan tulang-tulanng yang sempat tegang. “Bigini saja, Biar Tanti pulang ke rumah saja, jika kalian ingin menjaga Tanti, saya akan siapkan kamar untuk kalian menginap malam ini,” ujar ayah. Rey dan Bima saling pandang, lalu keduanya mengangguk setuju. “Tapi saya antar Reva dulu pulang ke rumahnya, setelah itu saya akan menyusul.” ujar Rey. Bima mengernyitkan dahi, sungguh, dia tidak rela membiarkan Rey mengantar Tania. Diliriknya