Di persimpangan, Rey berbelok ke kiri, ia terus menyusuri jalan berkelok hingga bertemu persimpangan lagi, Rey mengambil ke kanan. Jangan ditanya kemana tujuannya, karena dia pun tak tahu. Ia hanya ingin lepas dari dua penguntit itu. hingga tiba di sebuah hotel. Bergegas, Rey memasuki hotel tersebut. Tanti terus mengawasi spion mobil, terkadang ia menoleh ke belakang. Sepertinya mereka benar-benar aman sekarang. “Apa mereka masih mengikuti?” tanya Rey dengan wajah tegang. “Sepertinya tidak,” jawab Tanti yang masih pucat. “Syukurlah, untuk sementara kita bisa sembunyi di sini. Sampai situasi memungkinkan untuk kebali ke Jakarta.” Tanti mengangguk. Ia sangat lelah. Rey memesan satu kamar twin bed. Tanti diam mematung di dekat pintu. Bagaimana mungkin dia tidur satu kamar dengan lelaki