Hanya Kematian

2559 Kata

Ragnala membuka matanya perlahan, cahaya putih dari lampu ruangan menusuk penglihatannya yang masih buram. Kepala bagian kiri berdenyut tajam, tubuhnya terasa berat, dan sensasi nyeri menusuk di beberapa bagian, terutama di wajah dan perutnya yang menjalar hingga ke bagian bahu hingga punggungnya. Ia mengerjapkan mata, mencoba memahami di mana dirinya sekarang. Butuh beberapa detik sebelum kesadarannya kembali sepenuhnya—dan saat itu pula ingatan terakhir menyeruak di kepalanya. Papa Alyan. Pukulan demi pukulan. Amarah seorang ayah yang tak tertahankan. Ragnala menghela napas dalam, merasakan d**a kirinya nyeri luar biasa. Ia berusaha bangun, namun tubuhnya seakan menolak perintah, membuatnya kembali jatuh ke atas kasur dengan napas tertahan. Ruangan ini… jelas sebuah ruang perawatan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN