“Bagaimana keadaan Fayra dan Asya, sayang?” Alyan baru saja dari kantor utama bisnisnya. Tidak menyetir sendiri, seorang sopir dan ia pun didampingi Tommy—saudaranya pun orang kepercayaan yang sudah bersamanya saat masih berkarier sebagai atlet, manajernya. Ia menyempatkan diri disela-sela kesibukan untuk tahu kondisi putri dan cucunya yang memang sudah seminggu lebih ini tidak di Jakarta, di suatu tempat yang sangat aman dan nyaman. “Semakin membaik dan positif, tidak hanya dikamar. Sudah banyak kegiatan ringan tapi menyenangkan. Kalau pagi melakukan pilates. Hanya Asya yang masih bertanya alasannya ada di sini, tidak sekolah, pun mengenai Ragnala. Dia pasti meminta padaku atau Fayra untuk menelepon Ragnala. Kami mengatakan masih sibuk, dia tidak yakin... Cucu kita sudah cukup mengerti