EMPAT PULUH-2

1376 Kata

Aku hanya tersenyum mendengar pujian yang dilontarkan kedua orang perempuan paruh baya itu padaku. "Oh, pantesan. Nggak asing sama mukanya," balas mamanya Livya. "Ervan udah mau menikah?" Tante Tania mengangguk. "Dua bulan lagi rencananya." "Gagal jadi besanan kita ya, Jeng?" Mama Livya tertawa kecil yang dibalas hal sama oleh Tante Tania. Berbeda denganku. Senyumku luntur seketika mendengar ucapan mamanya Livya walau aku tahu dia hanya bercanda. Tapi aku penasaran, apa mamanya Livya dan Tante Tania pernah berniat menjodohkan anak mereka? Secara hubungan kedua orang itu dekat. "Nggak apa-apa kalau anak-anak kita nggak jodoh. Yang penting mereka bahagia dengan pilihannya masing-masing. Ya nggak, Jeng?" "Jelas itu. Bagiku, kebahagiaan anak lebih penting dari apa pun. Jadi, siapa yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN