Jeda istirahat sejenak, Ervan berniat menghampiri Anita yang duduk bersama banyak siswi lainnya di pinggir lapangan. "Ck... mentang-mentang udah punya pacar," ujar Ray karena tahu akan ke mana arah kaki Ervan melangkah. Ray geleng-geleng kepala melihat sahabatnya itu yang senyum-senyum ke arah pujaan hatinya. "Makanya, cari pacar juga sana! Biar ada yang nyemangatin kalau lagi tanding basket nanti," balas Ervan tanpa menoleh, karena tatapannya hanya tertuju kepada Anita di mana wajah perempuan itu tampak merah merona. Ray tak membalas ucapan Ervan lagi. Apalah daya, perempuan yang disukainya tak lain adalah kekasih dari Ervan. Ray kemudian mengedarkan pandangannya ke segala arah, dilihatnya tak ada perempuan yang hampir selalu saja merecokinya di sekitar sana. "Tumbenan nggak nungg