POV author "Kenapa mukanya cemberut gitu?" tanya Ervan dengan kening mengernyit. "Nggak kenapa-napa," jawab Anita datar. "Hmm. Biasanya kalau nggak bilang kenapa-napa itu, pasti ada sesuatu." Ervan mendekat duduk di pinggir ranjang--tepat di sebelah Anita yang sedang duduk bersandar di sandaran kasur dengan kaki terjulur ke depan. "Kenapa, Sayangku? Apa yang muka kamu keliatan bete begitu." "Dibilang nggak kenapa-napa." "Nggak usah bohong, Sayang." Ervan meraih dagu Anita, namun perempuan itu mengalihkan pandangan ke arah lain. Ervan terkekeh kecil. "Did I make mistake, Honey? Coba bilang, biar aku tahu letak kesalahanku di mana. Kalau kamu cuma diam aja, gimana aku mau tahu apa yang sedang kamu rasain? Aku bukan cenayang yang bisa baca pikiran orang." Melihat Anita yang tetap diam