Bianca sudah berada di Kampus Mandala Utama. Arjuna hanay mengantarkan Bianca sampai halaman depan kampus dan ia berputar kembali keluar dari kampus menuju kantor. Bianca kini sudah duduk di kursi tunggu tepat di depan ruang bimbingan skripsi. Pintu ruangan Pak Damian belum juga dibuka. Entah, Pak Damian sudah datang atau belum, Bianca tidak tahu dan tidak mau mencari tahu. Sudah dua puluh menit, Bianca duduk di kursi tunggu kayu ini. Kedua matanya mengedar setiap saat melihat ke arah kiri dan kanan yang masih nampak sepi. Lorong ini memang sepi, karena hanya untuk akses para dosen dan mahasiswa atau mahasiswi yang ingin bimbingan secara privat. Bukan lorong kelas reguler seperti dua lantai di bawah. Waktu kini sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Suasana masih saja sepi. Tak lama, s