Cahaya lampu kuning redup masih menyorot samar di kamar hotel itu. Aroma bercampur parfum Kayla, kopi hangat yang sudah hampir dingin, dan tubuh mereka berdua yang masih menempel erat, basah oleh keringat. Kayla berbaring lemah di d**a Leo, tapi matanya masih menyala, tak sedikit pun menunjukkan tanda ingin menyerah pada kantuk. Ia membelai d**a Leo pelan, seolah tak mau berhenti memastikan kalau pria itu benar -benar ada bersamanya. "Aku masih belum puas …," bisiknya lirih, nyaris seperti rengekan yang memabukkan. Leo, dengan napas berat yang masih berantakan, menunduk menatap wajah gadis mungil itu. Senyumnya miring, sedikit meledek, namun tatapannya penuh cinta. "Kamu benar -benar akan menguras tenagaku malam ini, ya?" suaranya serak, namun terdengar seperti tantangan. Kayla menggeli