Anjani mendatangi rumah Damian dan menampar keras pipi Damian yang sedang bersantai di taman belakang. PLAK! Damian begitu kaget. Ia memegang pipinya yang terasa panas dan sudah pasti memerah kulitnya. Ia menatap Anjani begitu tajam dan penuh tanya. "Kenapa kamu tampar aku, An?" tanya Damian marah sekali pada Anjani. Ia mengusap pipinya kembali. Rasa perih itu masih terasa sekali. "Seharusnya aku yang tanya sama kamu, Dam! Kenapa kamu melakukan hal itu pada Bianca! Kamu tahu, dia sahabat aku kan!" ucap Anjani begitu marah. Damian sempat berdiri lalu duduk lagi sambil tersenyum sinis. "Oh ... Jadi ini perkara Bianca, sahabatmu itu? Kenapa? Dia mengadu padamu? Bilang apa dia?" tanya Damian begitu santai. Ia menyeruput kopinya yang sudah tidak panas lagi. "Kamu setenang itu, Dam? Kamu