Kamania membantu menenangkan Safa yang terisak, padahal ia sendiri sedih luar biasa. Ketidaktahuannya pada apa yang terjadi, membuat Kamania merasa dirinya benar-benar tidak mengenal, baik itu Rajata maupun Shaka. Mereka semua mendadak asing dan Kamania semakin nampak terlihat bodoh. “Nona percaya ‘kan kalau saya tidak tahu apa-apa?” tanya Safa di sela tangisannya. Kondisi Safa benar-benar berantakan, dengan wajah yang sembab dan rambut yang keluar dari kuncirannya. “Tuan muda, menelpon begitu saja. Saya sudah bertanya ... tapi, apa hak pelayan seperti saya selain menuruti perintah mereka?” “Apa yang akan saya lakukan, Nona? Saya punya tiga adik yang masih sekolah di rumah, kalau sampai kehilangan pekerjaan ini, saya tidak tahu lagi harus mencari uang di mana ...” Kedua telapak tangan me