Emosi Rajata langsung meregang tinggi setelah menerima pesan dari Megan. Ponsel di tangan tidak luput dari amarah, rahangnya mengetat menonjolkan urat-urat di pelipis. Baru beberapa saat yang lalu rapat darurat bersama pemegang saham dimulai, Rajata yang menjadi topik pembicaraan menyela dengan cara bangkit tiba-tiba. “Apa yang kau lakukan?” tanya Ardian. Mau tidak mau pria tua sepertinya hadir dalam pertemuan ini, karena selain salah satu petinggi perusahaan, ia juga salah satu pemilik saham terbesar. Ardian memang tidak banyak bicara, tapi sedikit banyaknya ini rumor yang beredar membuatnya kecewa. Rajata memilih tertuduh dibanding membersihkan nama dan memperbaiki citra perusahaan. “Opa minta kau duduk kembali. Jangan lupa untuk meminta maaf pada semua orang di sini.” Alih-alih menuru