POV Adi Anyelir berkeras pulang untuk menghindariku lagi. Aku memilih untuk mengikutinya, apa pun yang akan terjadi nanti di rumahnya akan kuhadapi. Kendaraan kami melaju di jalanan perkampungan yang sebagian aspalnya terkelupas. Anyelir sendiri tampak tergesa mengendarai motornya membuatku dilanda cemas, khawatir jika mereka tergelincir. Namun beruntung Anyelir dan juga Lathif tiba di rumah dengan selamat. Gerakan Anyelir yang terburu-buru membuatku turun dengan tergesa juga. “Anyelir,” panggilku yang lagi-lagi tak dihiraukannya. Dia masuk ke dalam rumah dengan menggendong Lathif tanpa menoleh sedikit pun. Kulihat Bunda keluar dari dalam rumah, alisnya berkerut melihat kedatanganku lagi. “Loh, Nak Adi.” Aku kembali menyalami beliau, “saya mau bicara dengan Anyelir, Bun. Tadi saya k