"Tapi, itu memang tidak besar." Pipi Laura merah padam. Rumah pohon itu temaram, tapi cukup jelas untuk menggambarkan sosok Laura dengan sangat jelas. Dengan sangat detail. Dari kulit putihnya yang berkilau karena peluh, dari puncak dadanya yang tegak, serta tarikan napasnya yang gemetar. Adam bisa melihat semuanya, dengan sangat tepat, dan gairahnya tidak dapat dibendung. Sama sekali tidak. "Tidak besar, tapi pas. Aku lebih suka yang seperti ini," kata Adam, mengamati betapa indahnya Laura. Saat Laura sedang berjuang mengais udara dan kontrol diri, Adam tanpa menunggu lama segera menghancurkan semua sisa kewarasan gadis itu. Kepala Laura langsung terdongak saat Adam membuka mulut, dan lidahnya membelai puncak dadanya. Melakukan gerakan memutar. "Oh, ya, Tuhan! Apa yang sudah aku