"Kau bilang apa tadi?" "Tetap di sini dan berbaring di sisiku, Laura." Laura menahan napas, lalu menelan ludah dengan susah payah. Saat melihat ekspresi di wajah Adam, rasanya Laura mendadak tidak bisa menolak apa yang diinginkan pria itu. "Kau tidak akan macam-macam, kan?" "Tanganku sakit, ingat?" "Pembohong, kau berkata kau tidak sakit!" "Sekarang rasanya sakit." "Ugh! Awas saja kalau kau berbohong!" Jadi, dengan sedikit gemetar. Laura beranjak naik ke ranjang. Adam telah mengosongkan salah satu sisi untuk Laura, dan dengan cepat Laura mengisi ruang itu untuk Adam. Saat meringkuk di sebelahnya, hal pertama yang Laura sadari adalah betapa Adam sangat pas. Pria itu menyebarkan rasa hangat di sepanjang punggung Laura, apalagi saat pria itu bergerak untuk melingkarkan tangan