Turun dari mobil yang disewa, Lyra memandangi rumah kelahiran di desa. Udara kota Malang saat musim hujan seperti sekarang cukup dingin mengusik kulit. Ia mengusap lengan, membiasakan diri dengan suasana yang jauh berbeda dengan Jakarta. Di ibu kota tersebut setiap hari tidak terasa sedingin ini meski sedang hujan deras. Menarik napas panjang, menerima koper yang diambilkan sopir dari bagasi, bersiap dengan segudang pertanyaan yang akan dicecar oleh orang tua dan adik-adiknya. Kenapa ia pulang mendadak? Kenapa tidak mengabari? Kenapa sendiri? Pasti ... semua itu pasti akan dipertanyakan, dan ia harus bisa menjawabnya. Mengucap salam sembari membuka pintu rumah, terdengar suara kayu reyot terbuka. Pintu yang sudah belasan tahun tak pernah diganti itu sepertinya sebentar lagi akan jebol.