Nevan tidak mengatakan apa pun lagi setelah sebuah permintaan meluncur dari mulut Kalya. Diamnya Nevan adalah pertanda bahwa pria itu keberatan atas keinginannya yang mulai melenceng keluar batas. Kalya dan Nevan sama-sama terdiam. Beberapa detik kemudian, Nevan memegang kedua bahu Kalya yang meradang ingin mengetahui jawaban dari pria yang berlabel sebagai 'suaminya' itu. "Makan dulu, ya?" Tatapan Nevan menyelami bola mata Kalya. Napasnya melemah. Sungguh, bukan ucapan seperti itu yang Kalya nantikan. Sangat bukan. Tanggapan Nevan barusan, yang seolah mengalihkan pembicaraan membuat Kalya merasa dirinya tidak cukup berarti untuk menjadi satu-satunya. Sesusah itu mengatakan 'iya'? Kalya mendorong sendok yang Nevan ulurkan hingga jatuh ke lantai. "Permintaan aku seberat itu?" Nevan