Anin menarik dresnya ke atas hingga perutnya yang bulat terlihat jelas membuat Mathew pun takjub melihatnya. Mathew berjongkok di depan Anin. Ia mengecup perut itu berulang kali di sekitar area perut tanpa ada yang terlewatkan dan menyandarkan kepalanya dengan telinga mendengarkan perut Anin. Tidak terdengar apa -apa. Hanya guncangan dari dalam seperti tendangan kecil terasa di tangan dan kepala Mathew. Mathew menjauhkan kembali telinga itu dan ia kembali duduk di samping Anin. Mathew merangkul Anin sambil mengusap perut Anin dan mencium bibir Anin dengan sangat lembut. Ciuman itu awalnya adalah sebuah ciuman biasa. Namun, lumatan bibir Mathew di bibir Anin membuat Anin mendesah pelan. Maklum, sudah beberapa bulan tak tersentuh. Pasti rasanya sudah tak tertahan lagi. Anin juga punya a