“Sayang.” Ketika Jillian membuka matanya setelah tertidur selama dua jam—wajah Rangga beserta senyum manis dan sapaan hangat penuh sayang yang menyambut Jillian. Sontak Jillian menegakan tubuh dengan tampang terkejut. “Rangga, ngapain di sini?” Jillian panik, menurunkan kakinya dari tempat tidur. “Sayang, jangan tiba-tiba bangun … kamu ‘kan lagi sakit.” Rangga yang duduk di sisi ranjang Jillian memegang pundak gadis itu. Gawat! Jika Kenzo atau Yuda melihat Rangga di sini, mereka pasti akan membuat hidupnya terkekang sehingga tidak bisa bertemu Rangga lagi. Jillian jadi menyesal mengirim pesan kepada Rangga tadi, memberitau bahwa dirinya pingsan karena sakit. “Kamu enggak boleh di sini, Rangga … nanti kalau om Kenzo sama om Yuda tahu, rencana kita bisa gagal.” Jillian menarik tangan