Hendi tak punya tujuan, motornya hanya sekedar melaju. Selama menikah dan berumah tangga, tak pernah sekalipun ia berteriak seperti tadi, terlebih pada istri dan anak perempuannya. Satu jam berputar-putar tak menentu, saat langit mulai meneteskan hujan, ia akhirnya masuk ke pelataran parkir motor RSPI. Jika ia beruntung, mungkin ia bisa berbagi cerita dengan keponakannya bukan? Hendi duduk di ruang tunggu tepat di depan IGD. Rumah Sakit nampak lebih sepi, mungkin karena lusa, hari raya akhirnya menyapa. Jangankan rumah sakit, jalanan pun sudah lebih lenggang. Hendi menoleh ke kiri dan ke kanan berulang kali, mencari keberadaan Kane. Hujan sudah mengguyur deras di luar, tak mungkin untuknya meneruskan langkah ke tempat Kane tinggal. “Bapak?” tegur seorang Dokter. Hendi ingat pria itu, na

