Bab 94.

1911 Kata

Resa tidak tahu jika putri kecilnya saat ini sedang berjuang di atas meja operasi. Baik Aksa, maupun orang tua mereka sepakat untuk tidak memberitahu Resa maupun Syifa. Khawatir akan membuat keduanya sedih dan memperburuk kondisi mereka. Tangan Aksa ternyata bukan sekedar terkilir atau retak. Namun, nyaris patah. Bisa dibayangkan sakitnya ketika pria itu berusaha terlihat tetap baik-baik saja di depan semua orang. Namun, sekarang dia tidak bisa lagi menghindar tanpa perawatan. Dengan menggendong tangan kirinya, pria itu menghampiri Syifa yang sudah dipindahkan ke ruang rawat beberapa waktu lalu. Ratih yang sedang menunggu di dalam ruangan menoleh ketika mendengar suara pintu dibuka. “Papa ….” Lalu anak itu menangis. Aksa mencoba untuk menarik kedua sudut bibirnya seraya melanjutkan ayu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN