“Selamat pagi, Pak dokter.” Resa menggerakkan kepala ke bawah. “Syifa sakit?” Resa mengerjap mendengar pertanyaan Aksa. Mengangkat kepala, ibu dua anak itu terkejut melihat Aksa langsung berjongkok di depannya, kemudian menyentuhkan punggung tangan ke kening Syifa. Syifa mengangguk menjawab pertanyaan Aksa. “Apa yang dikeluhkan?” Aksa mengangkat kepala. Beberapa detik sorot mata tajam pria itu mengunci manik mata Resa. Resa buru-buru memutus pautan mata mereka. Wanita itu berdehem. “Demam, pusing—” Resa belum menyelesaikan kalimatnya ketika mendengar dering suara ponsel. Wanita itu merapatkan sepasang bibirnya. Bukan. Bukan ponsel miliknya yang berdering, tapi, milik pria yang kini berdiri sambil mengeluarkan ponsel. Aksa segera menekan tombol terima. “Sudah berapa lama dia demam dan