“Nah, itu penghulunya datang. Siap-siap, Sa.” Aksa refleks memutar kepala—mengikuti arah pandangan mata sang paman. Pria itu merasa perlu untuk memasukkan sebanyak mungkin oksigen untuk mengembangkan paru-parunya. Dua orang dengan setelan jas berwarna hitam, serta kepala tertutup peci, sedang berjalan bersama satpam rumahnya. Aksa membulatkan mulut. Hembusan karbondioksida keluar sedikit demi sedikit. Rasa tegang itu kembali muncul. Oh … sekarang dia baru merasakan seperti apa para calon pengantin itu. Dulu dia selalu berpikir aneh melihat para calon pengantin yang kelihatan tegang. Sekarang dia mengalaminya sendiri. Ternyata hendak menikah memang rasanya menegangkan. Aksa segera beranjak mengikuti pamannya dan juga bapak Resa yang sudah terlebih dahulu berdiri. Mereka menyambut kedatan