Bab 114. Extra 07.

1906 Kata

Tangis Syifa pecah begitu masuk ke dalam pelukan ayahnya. Perasaannya campur aduk hingga membuat tangis remaja itu semakin menjadi. Jannah ikut memeluk keduanya. Ayah dan dua putrinya itu menangis bersama. Aksa tersenyum sekalipun sepasang matanya memerah. Pria itu harus menarik napas panjang untuk mengurai emosi yang mulai mengumpul, memenuhi d*danya. Membuka sedikit celah bibirnya kemudian menghembus karbondioksida keluar. Pemandangan di depan matanya benar-benar membuatnya ingin ikut menangis. Aksa membayangkan berada di posisi mereka. “Ayah minta maaf. Tolong maafkan Ayah, Nak. Syifa … Jannah, Ayah salah. Maafkan ayah.” Air mata membanjiri wajah Aris. Dua tangannya bergetar memeluk kedua putrinya. Satu per satu kenangan muncul. Dari mulai saat mereka masih bahagia bersama, sampai ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN