BTL ~27

1602 Kata

Qai dan Thea saling pandang, setelah mendengar penjelasan Dandi yang terburu. Pria itu bahkan tidak memberi kesempatan pada Rumi untuk berbicara, padahal masalah yang disampaikan melibatkan mereka berdua. “Kalau bukan orang tua, aku pasti sudah …” “Sabar, Mas,” celetuk Rumi tidak enak hati. Tidak hanya itu, Rumi juga sedang memikirkan nasibnya ketika berada di Malang nantinya. Karena itulah, pagi-pagi sekali Rumi dan Dandi pergi ke kediaman Sebastian untuk bertemu Qai juga Thea. “Kurang sabar apa lagi, aku, Rum?” Dandi berdecak kesal, tetapi tidak bisa menyalahkan siapa pun. Lantas, ia berdiri dari sofa ruang tengah dan berniat untuk pergi ke dapur. “Om Jaya di mana?” “Papa …” Thea meringis menatap Dandi. “Mamamu ngajak papa ke Surabaya kemarin.” “THEA!” sentak Dandi. “HEH!” Qai yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN