Begitu Atalia bangun, dia sudah tidak mendapati sang suami di kamar tersebut. tidak aneh lagi untuknya, Atalia hanya menarik napasnya dalam kemudian mendudukan diri. Menyentuh perutnya yang kini sidah baik baik saja “Jangan gitu dong, Nak. Papa kalian kan punya kepentingan sendiri. gak selamanya bisa sama kita. Jangan ya.” Atalia jelas menyadari bagaimana anak anaknya langsung terdiam dan rasa sakitnya hilang ketika mendapatkan perhatian dari Alvano sendiri. namun, tidak selamanya pria itu akan ada di sisinya bukan? Lambat laun mereka akan mengambil keputusan untuk masing masing. Atalia harus mempersiapkannya, supaya sang anak nantinya juga terbiasa tanpa kehadiran sosok tersebut. Beranjak bangun, Atalia harus pindah ke kamarnya yang lebih nyaman. Sebenarnya bukan lebih nyaman, malah itu