“Jelas aku ingin bertemu dengan Ibuku yang melahirkanku dan mencintaiku. Apakah itu salah?” tanya Ezra sarkas membuat Herry bungkam. “Sudah-sudah, apa kalian tak bisa berdamai saja? Setiap bertemu pasti bertengkar, aku capek. Mas mengalah pada anakmu, bagaimanapun dia anakmu. Bukannya kamu mengharapkan dia sebagai penerus perusahaanmu? Apa kamu nggak bisa berbaikan dengan anakmu sendiri?” tanya Ana pada suaminya. “Aku ingin berdamai dari awal, tapi anakmu yang tak mau berdamai denganku,” adu Herry pada Ana membuat Ana menghela napasnya kasar. “Sudahlah, kalian sama saja. Ayo Ezra ikut Ibu,” kata Ana bangkit berdiri dan menarik putranya itu meninggalkan Alma dan Herry. Alma merasa bingung saat ini ditinggalkan berduaan dengan Herry. “Hallo Pak, saya Alma,” ucap Alma berbasa-basi. “Say