Meira

546 Kata

Meira mendorong pintu besi apartement yang selama tiga tahun ini sudah menjadi rumah baginya. Meskipun apartement ini menjadi tempat paling mengerikan, tapi ia tidak bisa kemana-mana lagi selain pulang. Dengan malas ia mencopot sepatu lalu menyimpannya di rak kecil. Ada sepatu pantofel pria disana. Seketika Meira menghembuskan nafas jengah. "Ahhh, ssshh. Bentar, kayaknya Meira pulang." Desahan perempuan terdengar di ruang TV. Karena kamarnya harus melewati ruangan itu, mau tidak mau Meira melihat Mamanya yang sudah telanjang bulat di sofa bersama seorang pria tua bangka yang ingin sekali ia remukkan kepalanya. "Eh, kamu udah pulang." Mamanya buru-buru mencomoti pakaian yang berserakan lalu memakainya dengan cepat. Sedangkan pria tua berlemak itu tanpa malu menyalakan rokok. Pandangan s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN