Ruang

2000 Kata

-Jangankan melihat senyumanmu, mencoba menggenggam tanganmu saja sulit sekali. Karena aku hanya bisa berjalan di belakangmu.- ***  "Kok tumben sih kita berangkat pagi?" Aurora membuntuti langkah cepat Angkasa dengan dahi berkerut heran. Walaupun jam berangkat sekolah Angkasa memang tidak tergolong mepet, tapi berangkat kurang dari jam enam itu bukan gaya Angkasa banget. Mau ngapain coba? Bahkan kalau cowok itu bagian piket pun tidak pernah sepagi ini. Koridor sekolah juga terpantau sepi. Di depannya, Angkasa cuma bisa menghela nafas dengan rahang kaku dan terus berjalan secepat mungkin biar Aurora tidak bisa mengejarnya lagi. Niat awal Angkasa berangkat pagi itu supaya enggak usah bareng Aurora, tapi nyatanya cewek itu tetap ada di belakangnya seperti sekarang. Gagal. Angkasa harusnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN