-Bagaimana lagi aku harus bertahan sementara kamu selalu minta dilepaskan?- *** Menghembuskan nafas pelan, Aurora mendorong pintu kamar Papa hingga terbuka. Gadis itu melangkah masuk dengan kaki telanjang. Ada rasa hangat sekaligus pengap saat matanya memindai seluruh ruangan itu. Kamar ini masih sama seperti dulu, sepertinya Papa sengaja tidak ingin mengubahnya sehingga Aurora dapat merasakan begitu banyak kenangan di tempat itu. Dulu, sambil menunggu Papa pulang kerja, Aurora akan ketiduran di kasur berukuran kingsize itu dalam pelukan Mama, lalu tahu-tahu terbangun di kamarnya sendiri, katanya di gendong Papa. Dulu kalau main petak umpet, Aurora sering sembunyi di lemari besar Mama, isi bajunya banyak, jadi tubuh kecilnya ketutupan. Rasanya menyenangkan. Kebahagiaan semacam itu