-Bukan obat yang kamu butuhkan, tapi aku.- *** Angkasa terbangun saat merasakan Aurora yang menggeliat resah di pelukannya. Mengerjap sebentar, kesadarannya mulai pulih dan dia baru sadar kalau tadi ketiduran. Uh, tangannya yang jadi bantal dadakan ternyata pegal juga, sepertinya nanti bakalan keram. Dilihatnya anak rambut Aurora yang basah karena keringat. Antara gerah akibat pelukannya, atau jangan-jangan dia sedang mimpi buruk. Menilik dari aura cemasnya, sepertinya Aurora memang tengah mimpi buruk. Ternyata, mendalam sekali trauma Aurora hingga dia harus tersiksa dalam tidurnya. Angkasa mengusap dahi Aurora yang mengkerut gelisah menggunakan tangannya yang bebas. Berusaha memberikan ketentraman agar Aurora tidak terus terjebak di kegelapan sana. Berjuang untuk keluar dari mimpi buru