Aurora di Angkasa

1849 Kata

-Aku ada disini. Jadi jangan hadapi sendiri.- ***  Terang bulan malam ini berhasil membuat langit tak terlalu gelap seperti biasanya. Bahkan gumpalan awan pun dapat dipandangi dari balik jendela kamar. Semilir angin yang menyerbu kulit tubuh juga menandakan cuaca malam ini begitu bersahabat. Aurora berdiri memejamkan mata di pagar balkon. Dadanya terasa ringan dan tiba-tiba saja senyuman kecil terbit dari bibir tipisnya. Pagi tadi Angkasa memohon agar Aurora tidak membatalkan pertunangan mereka, lalu sore harinya pria itu meminta bertukar peran, dia mengejar dan Aurora yang menyakitinya. Walau mustahil untuk Aurora bisa menolak dan mengusir Angkasa jauh-jauh dari hidupnya. Bisikkan pada Aurora kalau ini bukan halusinasi. Aurora tidak sedang bermimpi, kan? Padahal, Aurora kira dia a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN