Dan kutitipkan asa pada rasa yang bernama cinta Yang membuat kau dan aku menjadi kita -Alika, Luka- *** Aurora menyibakkan selimut putih yang membuat tubuhnya jadi banyak berkeringat sampai bajunya terasa lengket. Nafasnya menderu malam itu dengan mata nanar yang menatap kosong dan cemas, juga tangan yang saling tergenggam erat. Lagi-lagi mimpi buruk. Bergetar, ia bangkit dari tempat tidur menuju nakas menarik laci paling bawah dan mengambil sesuatu dari sana. Sebotol obat penenang. Di ambilnya dua pil sekaligus dan segera ia telan tanpa air minum. Kemudian tubuh kurus itu meluruh lunglai ke lantai. "Kak Rora sudah besar, ya. Dan cantik." Bahkan dalam mimpi sekalipun, saat itu Aurora hanya terpaku menatap sosok anak kecil berusia lima tahun yang dulu pernah berbagi pengap denganny