42. Tangis Penyesalan

1312 Kata

Jaka bisa melihat perubahan suasana hati istrinya. Sheila lebih banyak diam dan melamun. Jaka sudah berusaha untuk mencairkan suasana dengan membuat candaan dan menciumi wajahnya, tapi tetap tidak mengubah apa pun. “Aku harus kembali ke mejaku, Mas. Anak-anak pasti sudah heboh membicarakan aku yang pergi terlalu lama.” Jaka menatap mata istrinya dalam-dalam. Sedetik kemudian, dia mengangguk. “Baiklah, aku juga harus memeriksa apa yang ada di meja.” “Oke, semangat kerjanya ya, Mas. Aku balik dulu.” Sheila pun melangkah menuju pintu. “Yang?” Suara Jaka menghentikan langkah Sheila. Wanita itu pun menoleh. “Iya, Mas?” “Ada yang tertinggal,” jawab Jaka. Sheila mengerutkan keningnya, lalu tersenyum lebar. Wanita itu pun kembali mendekati suaminya, merah tangannya dan menyalaminya penuh ho

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN