Sheila langsung berlari membukakan pintu saat mendengar suara mobil terparkir di depan rumah. Dia yakin itu suaminya yang datang setelah ‘berperang’. Benar saja! Jaka turun dari mobil dengan senyum merekah sempurna. “Mas!” Mata Sheila berkaca-kaca menyambut kepulangan sang suami. “Kenapa belum tidur? Ini sudah hampir pukul dua pagi.” Jaka merangkul pundak istrinya, mengajaknya masuk. Namun, kaki Sheila tidak mau melangkah. Jaka pun menghentikan langkahnya. Kakinya sedikit ditekuk untuk mensejajarkan tinggi mereka. “Ada apa?” Jaka menatap lurus wajah Sheila yang menunduk. Sheila tidak bisa menjawab. Air mata yang sudah ditahannya sedari tadi akhirnya turun juga. Bahunya bergetar, isakannya terdengar lirih. Hati Jaka teriris melihat betapa rapuh istrinya. Jaka yakin wanita yang dicintain