Tangan yang mengendap itu pun langsung membekap mulut Dean hingga lelaki itu gelagepan. Tapi sudah terlambat untuk berteriak dan meski Dean meronta, tubuhnya setengah diseret menjauh dari pintu kamar Zea. “Apa yang kamu lakukan di rumah ini? Bukannya kamu sudah pamit pergi dari sini?” bisik seseorang di telinga Dean. Dan lelaki itu mengenali dari suaranya. Ketika bekapan di mulutnya dilepas, buru-buru Dean memandang wanita yang tadi meringkusnya. Tak disangka kalau tenaga perempuan itu besar sekali. Mungkin hasil dari latihan beban yang dilakukannya terus menerus. “Zizi! Kamu bikin saya kaget saja. Kenapa belum tidur?” tanya Dean. “Kamu tuh yang bikin aku nggak jadi tidur. Kamu lupa kalau sistem keamanan di rumah itu sudah aku retas? Aku bisa tahu kapan pun siapa-siapa saja yang kelua

