"Siapkan kamar tamu. Mulai malam ini, Amara akan tinggal bersama kita di sini." Bian berucap dengan enteng tanpa memedulikan perasaan Alea sama sekali. Amara yang berada dalam gendongan Bian tersenyum tipis sementara Alea mengepalkan tangannya. Menahan gejolak amarah yang menggelegak dalam d**a. "Tahan, Alea, tahan! Jangan sampai kamu terprovokasi." Alea membatin sambil menatap punggung Bian. Lelaki itu membawa Amara menuju ruang keluarga. "Ayo, Alea! Kenapa kamu diam saja? Amara baru saja pulang dari rumah sakit. Dia harus segera beristirahat!" Tidak melihat pergerakan Alea membuat Bian yang tengah menggendong Amara kembali memerintah sambil menoleh ke arah Alea. "Alea, kenapa kamu malah diam saja? Amara harus segera istirahat. Dia–" "Den Bian, biar saya saja yang menyiapkan kamar.