Setelah Amara tertidur pulas, Bian beranjak dari ranjang dengan diam-diam. Sedari tadi pikirannya tertuju pada Alea yang ternyata juga sakit setelah kepergiannya ke rumah Amara. Bian meraih ponselnya, melihat jam yang tertera pada benda pipih itu. "Sudah jam satu malam." Bian menggumam. Lelaki itu dengan langkah pelan meninggalkan kamar tamu menuju kamar Alea. Setelah membuka pintu, pandangan pertama yang Bian lihat adalah tubuh Alea yang berbaring miring dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Bian menghela napas panjang. Lelaki itu mendekat, menempelkan punggung tangannya pada tubuh Alea yang terasa hangat. Tidak mau kalau Alea sampai terbangun. Bian beranjak menuju kamar mandi. Lelaki itu ingin membersihkan tubuhnya setelah pergulatan panasnya dengan Amara beberapa saat lalu. B