"Andai aku tahu kalau kamu hanya menganggap pernikahan kita adalah sandiwara untuk membahagiakan kedua orang tuamu, aku juga tidak akan sudi menikah denganmu, Bian!"
"Alea!"
Bian sungguh tidak percaya jika wanita di hadapannya itu berani berkata seperti itu.
Selama ini Alea begitu patuh dan penurut. Tidak pernah marah apalagi sampai meninggikan suara di hadapannya.
Alea, wanita yang dipilih ibunya untuk dijadikan istri itu adalah wanita yang lemah lembut dan begitu menghormatinya sebagai seorang suami.
Wanita yang selalu menatapnya penuh cinta dan juga selalu tersenyum saat menyambut kepulangannya. Meskipun dia selalu bersikap acuh dan tidak peduli.
"Keluar sekarang juga, atau aku yang keluar dari sini!" Suara Alea kembali terdengar.
"Alea, kamu–"
Bian dengan segera mendekat ke ara
