Paling Berharga 2

1024 Kata

"Alhamdulillah. Kamu sudah meminta maaf. Mereka juga sudah memaafkanmu. Kamu harus belajar untuk memaafkan dirimu sendiri dan membuka lembaran baru. Mama memang bukan ibu yang bisa ngasih contoh yang baik, tapi mama selalu mendoakan kebahagiaanmu dan Agnes. Kamu harus bangkit seperti adikmu." Herlina mengangguk pelan. Mamanya benar, tetapi rasa bersalah itu tetap saja menyisakan jejak dalam hati. Sebenarnya lebih ke rasa malu. Hari-hari Herlina kini lebih banyak dihabiskan di rumah sang mama. Setelah menyerahkan pengelolaan klinik bersalin kepada Pak Danu dan akhirnya berubah menjadi klinik mata, Herlina merasa kehilangan sebagian identitasnya. Ia juga sering berkomunikasi dengan Pak Kuswoyo. Meski hanya bertanya kabar dan kegiatan Herlina. Namun wanita itu tidak menceritakan tentang kl

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN