Sean termangu di tepian ranjang, peluh keringat bercucuran dari dahi membasahi tubuh telanjangnya yang hanya memakai bokser ketat. Semalaman dia tak bisa tidur dan memilih melakukan olahraga di dalam kamar. Bukan olahraga panas yang memacu hasrat menggebu-gebu, melainkan olahraga berat yang menguras energi seperti push up. Sean berusaha menetralisir pikiran dan perasaan yang campur aduk atas insiden di kamar mandi bersama dengan Gita, tapi nyatanya bayangan wanita itu terus muncul dan mengusik otak serta hati kecilnya yang kian merongrong. "Aku nggak bisa diam saja begini!" seru Sean, menyugar rambutnya yang setengah basah oleh keringat itu ke belakang, memperlihatkan jidatnya yang mempesona. "Bara nggak berhak melarang aku untuk bertemu Gita." Sean berdecih, mengingat bagaimana sahabatn