Arga melepaskan ciumannya, tanpa menjauhkan wajahnya dari depan bibir mungil Moza yang sedikit bengkak dan belepotan akibat ulahnya. Arga tersenyum tipis, tangannya mengusap lembut sisa-sisa saliva di sekitar bibir wanita itu, lalu beralih membelai pipi kenyal itu penuh perasaan. "Aku janji, aku akan membuatmu bahagia. Meskipun mungkin sekarang kamu belum mencintai aku, tapi aku yakin bisa membuatmu perlahan mencintai dan menerima diriku sepenuh hati," ucap Arga serius, sebelah tangannya turun ke perut Moza. "Apa dia benar-benar ada di dalam sini?" Moza menelan ludah, sorot matanya mengikuti gerakan tangan Arga yang tengah mengusap perut ratanya. "Entahlah, aku belum memastikannya lagi. Baru dugaan Dokter saja, karena kemarin aku sudah memeriksanya dan hasilnya masih negatif," jelas Moz

