Bara berdehem pelan, tenggorokannya terasa kering. Sudah setengah jam berlalu dia duduk di ruang makan berhadapan dengan Gina yang memilih membisu, wanita itu hanya menatap kosong meja di depannya tanpa membuka obrolan barang sekata dua kata pada Bara. Hal itu membuat suasana di meja makan terasa sangat canggung, setiap kali Bara ingin membuka obrolan lebih dulu selalu diurungkan ketika mendengar helaan napas kasar dari Gina. Untuk pertama kalinya Bara dibuat kikuk tak bisa apa-apa, seolah dirinya hanya ditakdirkan untuk diam seperti patung. "Git." Bara mencekal pergelangan tangan Gita, ketika wanita itu baru saja meletakkan piring berisi lauk ke meja makan dan berniat kembali ke dapur. Gita menoleh saat Bara menahan tangannya. "Ada apa, Bar?" tanya Gita pelan agar tak didengar oleh ka