Nendra tak menyangka ibunya sudah menyiapkan semua dengan sangat rapi. Ia kira, ia hanya akan membawa cincin dan beberapa hantaran saja sebagai hadiah. Tapi ternyata tidak. Selain perhiasan, ada peralatan ibadah, pakaian, dan juga makanan yang sudah dikemas dengan begitu cantik. “Mandi sana, terus bajunya dicoba. Sudah mama gantung di kamar kamu.” “Mama kapan siapinnya?” “Ada pokoknya. Sana mandi, terus kamu cek semua. Mudah-mudahan gak ada yang kurang.” “Makasih ya, Ma,” Nendra memeluk ibunya dan memberinya kecupan di pipi. Mereka makan malam lebih meriah karena ada orang tua Amara dan famili Nendra yang lain. “Mas Nendra, bajunya pas kan? Sudah dicoba belum?” tanya ibunya memastikan. “Sudah. Pas kok, Ma. Mama beli dimana?” “Mamanya Davina yang jahitkan.” “Ara kenapa gak ikut sek