Siang itu Evan ke rumah mertuanya tanpa Amara. Ayah mertuanya menelponnya dan meminta waktu untuk bertemu. Ada hal penting yang mau dibicarakan katanya. Mereka duduk di ruang kerja ayah mertuanya yang ternyata juga merupakan perpustakaan kecil. Baru kali ini Evan memasuki ruangan yang seukuran kamar tamu itu. “Ini dulu tempat Ara kalau les privat waktu kecil. Ada guru les yang ke sini. Mereka mahasiswi-mahasiswi yang nyambi ngajar jadi lebih suka mereka yang datang ke rumah,” terang ayah mertuanya. Evan mengangguk. Dia bisa melihat, istrinya bukan anak yang tumbuh kekurangan kasih sayang orang tuanya. Kedua orang tuanya begitu perhatian bukan hanya karena Amara adalah anak tunggal. Tapi kepada beberapa keponakannya pun keduanya perhatian. “Bapak panggil Evan ada apa?” “Bapak mau ngob