Hari ini Abi menjadi sosok yang pemarah. Apa pun yang dikerjakannya selalu menggunakan emosi. Bahkan saat latihan, nyaris saja Abi membuat Teguh, teman sesama petarung tinju, masuk rumah sakit. “Lo kenapa, sih, Ab?” tanya Brandon tak habis pikir dengan kejadian tadi. “Kalo ada masalah, jangan di bawa ke tempat latihan. Gini ‘kan jadinya.” “Sori, Bang.” “Sori? Lo hampir buat anak orang meninggal dan lo cuma ngomong sori? Gimana seandainya tadi orang tua Teguh nuntut lo? Ab, gue tau lo ikut club ini cuma karena uangnya.” “Bang, tolong berhenti mojokin gue! Gue salah, dan gue sudah minta maaf sama Teguh dan orang tuanya. Satu lagi, orang tuanya Teguh nggak nuntut gue.” Brandon mengusap wajahnya kasar. “Sudahlah. Nggak ada gunanya ngomong sama bocah yang lagi emosi.” Abi menggeram. Hampi