“Mommy perhatikan, belakangan ini Ami kebanyakan melamun. Ada apa?” Ami langsung mengerjapkan matanya, kemudian menoleh ke samping. “Nggak ada, kok, Mom.” Ami tersenyum. “Oh iya, kata dokter, Ara sakit apa?” Mommy Alea menghela napas, tahu sekali bahwa putri sulungnya ini sedang mengalihkan pembicaraan. “Cuma demam biasa. Tadi disuruh nebus obat di apotek.” “Syukurlah.” “Ami mau dengar cerita Mommy?” “Cerita apa, Mom?” “Mau denger, nggak?” Bibir Ami manyun. “Iya, Ami mau denger.” Mommy Alea terkekeh. Diusapnya puncak kepala Ami dengan lembut. Pandangan teduh Mommy Alea menyorot pada netra Ami. “Tadi ‘kan Mom sama Ara ke rumah sakit. Ternyata salah satu dokter koasnya, seseorang yang Mommy kenal. Bahkan, Ami sendiri lebih mengenalnya.” “Siapa?” tanya Ami penasaran. “Coba Ami ingat