Sentuhan pelan di lengan membuat Ami membuka mata. Ia menemukan Mommy Alea menatapnya, dengan jari telunjuk di depan bibir. Ami tidak mengerti, tetapi sepertinya Mommy Alea ingin Ami jangan terlalu berisik. Jam menunjukkan pukul dua belas malam. Entah ada apa yang terjadi, yang jelas Mommy Alea membantu Ami bangkit, setelah Ami berusaha menghilangkan rasa pening yang menderanya selama beberapa saat tadi. “Pasang jaket ini, ya, Sayang. Semua pakaianmu sudah Mom siapkan.” “Ada apa?” tanya Ami lirih. Ia bingung, namun menerima saja setiap benda yang Mommy Alea sodorkan. Bahkan Ami menemukan tas yang lumayan besar, entah sejak kapan ada di sofa dekat jendelanya, Ami tidak tahu. “Mom, kenapa?” Dengan tangan yang sedikit bergetar, Mommy Alea memasangkan topi juga masker untuk Ami. Dari matan