Ami memeluk erat sebuah kotak yang terbungkus rapi dengan pita-pita di sekelilingnya. Wajah Ami lesu, kepalanya tertunduk, kakinya melangkah dengan takut-takut saat memasuki ruang tamu yang kebetulan hanya ada Abi dan Alan. Mereka berdua tengah asik bermain game. Mulut Ami membuka kemudian tertutup kembali. Antara ingin berbicara, tapi masih ragu-ragu. Dan akhirnya, Ami hanya berdiri mematung sambil menunduk kembali, melihat pada jari-jari kakinya yang ditekuk. Alan yang pertama kali menyadari kehadiran Ami, kini menghentikan permainnnya. Alan menoleh, mengerutkan kening. “Ngapain lo, Kak?” Begitu juga Abi, yang kini ikut meletakkan stik PS kemudian mengalihkan atensi sepenuhnya pada Ami. Ami mendongak. Saat mendapat tatapan menuntut dari keduanya, Ami gelagapan menyembunyikan kotak yan