Rain menunduk penuh sesal di depan ruang penanganan Elea. Pria itu tak kuasa untuk sekedar mengangkat wajahnya. Kali ini ia benar-benar kalah, ia kalah pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga Elea dengan baik. Kalau saja dulu ia tidak egois, bermain api dan melibatkan wanita tak bersalah ke dalam jurang kematian ini, Elea pasti baik-baik saja sampai detik ini. Tapi apa yang telah Rain lakukan? Dia sudah merusak Elea hanya karena ambisinya semata. Sifat yang tidak ingin dikalahkan karena melihat seorang wanita yang tidak takut padanya. Sifat arogan yang kini benar-benar telah menghancurkannya sampai habis tak tersisa. "Tuan," panggil Mario. Rain bergeming, pria itu hanya merenungi kebodohannya sendiri. Dalam benaknya saat ini hanya satu, yaitu Elea. "Tuan Alvin menghubungi saya, be